Pacaran Dalam Islam?
Jadi? adakah Pacaran dalam ajaran Islam? Ada, bahkan Islam mengajarkan pacaran yang cubit-cubitannya dapet pahala, saling tatap dengan pasangannya berpahala, saling membelainya juga dapet pahala. Pacaran macam apa yang Islam ajarkan hingga bisa berpahala? Yaitu pacaran yang sudah diikat dengan pernikahan.
Lalu, bagaimana cara berpacaran bagi yang belum menikah? Jawabannya adalah tidak ada, yang bisa dilakukan adalah bersabar untuk tidak mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu itu hanya membawa pada kehancuran. Engga cukupkah contoh yang banyak di sekitar kita tentang perilaku pemuda-pemudi yang berpacaran. Engga sedikit yang stress, mengorbankan banyak materi, moralnya rusak, jangankan yang jadi gila, yang bunuh diri aja ada banyak.
Daripada memikirkan hal yang tak ada manfaatnya itu lebih baik mempelajari Islam dengan baik. Dimulai dari merubah lingkup pergaulan. Islam mengajarkan kita untuk bergabung dengan komunitas orang-orang yang baik. Setidaknya berusaha untuk berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang baik akhlak dan pikirannya akan membantu kita dalam memperbaiki diri. Seperti halnya kalo kita sering main sama penjual minyak wangi, pasti kita bakal kena wanginya. Sama juga kalo kita sering bergaul sama penjual arang, bau apeknya juga bakal menempel di pakaian kita. Kurang lebih ibaratnya seperti itu ketika kita bergaul dengan banyak orang. Dan bukan berarti kita disuruh untuk pilah-pilih temen, kita dianjurkan untuk tetap bergabung dengan komunitas yang seenggaknya dari komunitas itu bisa memberikan kebaikan untuk diri kita.
Tapi, bukannya ada pacaran yang positif ya? Hanya berkomunikasi lewat sms, bahkan saling mengingatkan dalam kebaikan seperti mengingatkan tentang waktu shalat dan ibadah lainnya. Kalo kaya gitu gimana, boleh ngga?
Bukannya kita tau bahwa ada pepatah jawa yang mengatakan “Witing trisno jalaran soko kulino”? Yang artinya bahwa cinta itu tumbuh dari ada interaksi yang intensif. Okelah, anggap aja pacaran dengan model yang positif tadi itu baik, tapi yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah bahwa setan itu berusaha menjatuhkan manusia melalui cara-cara yang kreatif, termasuk membungkus keburukan dalam bungkus kebaikan. Seolah-olah baik, namun ujung-ujungnya akan sama.
Siapa yang berani jamin kalo dari hubungan yang awalnya hanya sekedar sms, hanya sekedar mengingatkan, hanya sekedar memberi kabaikan itu akan berujung pada hal-hal yang dilarang? Dari itulah Allah melarang hambaNya untuk tidak mendekati zina. Lho, masa saling menasihati dibilang mendekati zina? Memangnya saling menasihati hanya bisa dilakukan kepada lawan jenis? Sepertinya masih banyak teman sesama jenis yang lebih butuh bimbingan serta nasihat kita.
Intinya sih, bagaimanapun jenis pacarannya kalo belum diikat dengan pernikahan maka akan sama halnya mendekati zina. Dan kita juga tau bahwa zina termasuk dalam daftar dosa-dosa besar. Na’udzubillah deh.
Lebih baik ta'aruf daripada pacaran sebelum nikah. Tetapi, SEBENARNYA PACARAN SEBELUM NIKAH ITU BOLEH-BOLEH SAJA, asal, ALLAH TIDAK TAHU. Hehehe.
Tetap berdoa untuk dijauhkan oleh Allah dari hal yang dilarang Islam. Mungkin itu tanggapannya, semoga membantu dan bermanfaat.
Reviewed by -Kikik Efendi* World
on
12/10/2014
Rating:
Tidak ada komentar: