Emosi...

Sebelumnya... Dalam dunia ini ada 3 jenis quetion. Yaitu emosi, intelegensi, dan spiritual. Yan biasanya dipakai dalam acara training motivasi. Atau orang2 lebih mengenalnya dengan EQ, IQ, SQ. kalau IQ mungkin semua orang sudah tau dan paham. IQ memang indikator kejeniusan seseorang. Namun, kejeniusan seseorang tidaklah berbanding lurus dengan kekuatan emosi mereka dan relatif terhadap spiritual mereka. Dan begitu seterusnya seperti sistem rotari.

Sekali lagi, disini saya mengajak pembaca untuk memposisikan di sudut pandang yang sederajat dengan saya. Di level SMA/SMK/Remaja menginjak dewasa. Dan sekali lagi, saya tidak bertanggung jawab atas efek yang ditimbulkan. Tulisan ini bisa seperti pedang (bermata dua). Jadi anda sendiri yang memutuskan. Atas nama kebebasan berpendapat, saya tuangkan pikiran saya melalui tulisan saya. 
Remaja. Suatu fase yang menentukan kedepannya. Apa yang kita terima di fase ini kedepannya akan memberikan dampak ketika dewasa. Pada masa remaja, kebanyakan orang menyatakan emosi saat itu adalah saat labil2nya. Saya lumayan setuju dengan pendapat tersebut. karena saya sendiri juga mengalami fase tersebut. Tapi, yang membedakan remaja cepat tidaknya pertumbuhan menjadi dewasa adalah durasi mengalami fase tersebut. Saat menghadapi fase tersebut, remaja akan senang atau merasa nyaman dengan situasi tersebut, situasi dimana memang belum ada komitmen atau tanggung jawab berarti. Istilahnya mereka sedang menikmati 'sarcasm' mereka. Saya dulu juga pernah, namun durasinya tidak terlalu lama. Nah, yang bisa menentukan durasi ini adalah pemikiran kedepan kita. Ya! pikiran kita sendiri lah yang bisa menentukannya. Saat anda labil anda akan menghadapi pilihan di pikiran anda, "ah, akan saya lanjutkan labil saya. teman2 suka dengan sikapku ini, mereka terhibur" atau "iya juga ya, buat apa labil begini, padahal ini hal yang tidak penting. ada hal penting yang harus saya lakukan" semacam itu. jadi, yang semua yang kita hadapi itu sebenarnya kembali kepada diri kita sendiri. Kita yang menentukan kita yang memutuskan. Selain labil, yang sering orang judge-kan kepada remaja adalah sulitnya mengendalikan emosi. Untuk mengontrol emosi, saya tidak punya penjelasan yang rinci bagaimana caranya dan bagaimana penjelasannya. Namun, saya punya tips untuk megngurangi emosi yang mujarab bagi saya dan selalu berhasil. Yaitu Tersenyum  : ). Ya, setiap emosi anda mulai naik yang jelas secara teori, detak jantung anda berdetak dengan cepat. Dan entah kenapa ketika tersenyum, rasanya lebih enteng. Tapi ingat! bukan senyum palsu. namun senyum benar2 seperti ketika anda bahagia. Bedanya senyum palsu dan asli adalah lekukan di sekitar pipi. Saat senyum palsu, hanya terlihat bibir yang melengkung. senyum asli lebih terlihat harmonis, karena alis mata ikut terangkat dan lekukan di pipi terlihat. Maaf tidak ada gambar, tapi anda bisa melihat di google dengan keyword "real fake smile".

Ya itulah bagaimana orang melihat emosi khususnya di kalangan remaja. fase remaja adalah fase yang sangat vital. fase yang benar2 menunjang masa depan. Jadi, jangan sia-siakan masa remaja anda! bagi anda yang sudah tidak remaja, anda masih bisa mempertanggung jawabkan fase remaja anda di masa kini anda. Selalu ada waktu untuk memperbaiki kesalahan.

Fase remaja harusnya "we define, we decide" bukannya "we see, we judge".sebagai remaja, yang terpenting adalah menghormati orang yang lebih tua dan mempercayai diri sendiri serta bersedia bertanggung jawab atas pilihan yang kita pilih.

sekian, itu saja. Semoga bermanfaat!

Reviewed by -Kikik Efendi* World on 4/28/2015 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.