PENGERTIAN, MACAM - MACAM DAN PERAWATAN PANEL

Panel adalah susunan beberapa bidang yang membentuk suatu kesatuan bentuk dan fungsi. Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik. Pintu panel adalah daun pintu yang terdiri dari beberapa keping papan kayu solid dirangkai oleh rangka/ram.
Panel  kontrol  listrik  adalah  peralatan  yang  berfungsi  untuk  mengatur  dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya.Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis. Pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual antara lain menggunakan: TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Komponen dalam panel kontrol antara lain: Saklar magnet/Magnetic  Contactor, Pengaman motor, Time Delay relay (TDR), Tombol tekan ON (Push button on), Tombol tekan OFF(Push button off), Lampu indikator, Konduktor/Kabel, Rel omega, Rel sirip, Terminal deret legrand.
1.    Motor induksi 3 phase dengan rangkaian putar kanan dan kiri (Forward dan Reverse) 
Motor yang menggerakkan mesin-mesin kebanyakan digunakan motor arus bolak balik 3 fase. Stator motor ini membangkitkan suatu medan magnit putar.Motor ini dihubungkan dengan jaringan arus bolak-balik 3 fase. Kalau  jaringannya  terdiri  dari  empat  hantaran  maka  hanya  hantaran-hantaran fasenya saja yang dihubungkan. Untuk membalik arah putar dari motor jenis ini hanya dengan menukar dua fasenya saja misalnya: L1 dan L2 sedangkan L3 dibuat tetap.
 Arah putar motor dapat menghadap sisi puli porosnya, akan berputar kekanan kalau terminal  U  dihubungkan  dengan  L1,  terminal  V  dihubungkan  dengan  L2  dan terminal W dihubungkan dengan L3.
Untuk dua arah putaran yang menggunakan tombol tekan ini harus diperhatikan bahwa jika kedua tombol start  ditekan  bersama-sama motor tidak akan bekerja, hal ini harus diperhatikan pemakaian/ pemilihan tombol tekan.
Untuk  mempermudah  didalam  memahami  cara  kerja  rangkaian  kontrol, setelah  kita  mempelajari  fungsi  masing-masing  komponen  didalam  panel  kontrol maka  kita  mengenal    dua  macam  gambar  rangkaian,  yaitu  rangkaian  diagram lingkaran arus atau rangkaian pengendali dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali yaitu  rangkaian  yang  berhubungan  dengan  kontrol  saja,  dan  pada  umumnya menggunakan arus dan penghantar yang tidak terlalu besar. Sedangkan rangkaian utama adalah rangkaian yang dikendalikan. Pada umumnya arus yang mengalir adalah cukup besar tergantung yang dikendalikan, maka penghantarnya harus menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang berlaku (PUIL). Misalnya beban motor-motor listrik  di suatu industri.
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis. 
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani  dengan  alat  kontrol  manual.  Alat  kontrol  manual  anatara  lain menggunakan: TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Untuk komponen pengontrolan otomatis atau pada panel kontrol motor  umumnya ada sebagian yang sama dengan komponen pada panel distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan pengaman motor SPM atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan pada beban yang dikontrol. 

2.  Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On Line)

           Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.
 Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1 (NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus akan mengalir melalui F2 – S1 – Kontak bantu K1 – K1.

3.    Motor Induksi dengan menggunakan Star–delta (Y-Δ)
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu K1 (NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 – kontak K2 (NO) – kontak bantu T (NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3. Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumber tegangan.
Penyaluran  energi  listrik  ke  konsumen  harus  sedemikan  terasa  aman  bagi manusia, peralatan dan lingkungan. Oleh karenanya sistem harus dibuat sedemikian agar penyaluran  energi  listrik  dapat  kontinyu  dan  tidak  terganggu.  Jika  ada  bagian  yang terganggu dari sistem kelistrikan yang ada, maka harus dapat terisolir gangguan tersebut tidak menjalar ke rangkaian yang lain. Faktor yang sangat penting adalah bagaimana cara memelihara peralatan listrik itu sendiri. Misalnya bagaimana memelihara peralatan panel listrik.
Kerusakan pada rangkaian panel dapat berpengaruh pula pada stabilitas kerja motor listrik, seperti kurang efisiennya daya putar motor, motor mengeluarkan suara getar keras dan bahkan motor cepat rusak serta tidak dapat difungsikan lagi secara baik.

Salah satu cara untuk menjaga kondisi peralatan listrik tetap baik dan awet serta menjaga kontinyuitas penyaluran energi listrik pada konsumen/peralatan listrik ialah dengan merawat dan memelihara panel distribusi listrik dan panel kontrol listrik,.

Pemeliharaan peralatan listrik panel adalah rangkaian tindakan atau proses  kegiatan  untuk  mempertahankan  kondisi  dan  meyakinkan  bahwa peralatan  panel  dapat  berfungsi  sebagaimana  mestinya  sehingga  dapat dicegah  terjadinya  gangguan  yang  menyebabkan  kerusakan  pada  panel listrik.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik pada panel adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras/padat. Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari isolasi inilah dapat ditentukan sebagai dasar pengoperasian peralatan. Dengan demikian isolasi  merupakan  bagian  yang  terpenting  dan  sangat  menentukan  umur peralatan. Untuk itu kita harus memper-hatikan/memelihara sistem isolasi sebaik  mungkin,  baik  terhadap  isolasinya  maupun  penyebab  kerusakan isolasi.
Dalam  pemeliharaan  perlatan  listrik  pada  panel  kita  membedakan antara pemeriksaan/monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam  keadaan  operasi  dan  memelihara  (pengujian,  koreksi  serta memperbaiki, membersihkan) dalam keadaan padam/ panel tidak bekerja.Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh petugas setiap hari dengan  sisten  cheklist  atau  catatan  saja.  Sedangkan  pemeliharaan dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan.

3.5.Jenis - Jenis Pemeliharaan Panel Listrik

1.     Predective Maintenance (Conditional Maintenance) Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala  kerusakan  secara  dini.  Cara  ini  biasa  dipakai  adalah  monitor kondisi  secara  online  baik  dalam  peralatan  beroperasi  maupun  tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. Pemeliharaan  ini  disebut    juga  pemeliharaan  berdasarkan  kondisi (Conditional Base Maintenance).
2.     Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) Adalah  pemeliharaan  yang  dilakukan  untuk  mencegah  terjadinya peralatan  secara  tiba-tiba  dan  untuk  memepertahankan  unjuk  kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan  secara  berkala  dengan  berpedoman  kepada:  Instructional Manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan pengalaman operasi dilapangan.  Pemeliharaan  ini  disebut  juga    pemeliharaan  berdasarkan waktu (Time BaseMaintenance).
3.      Corrective Maintenance Adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu,  ketika  peralatan  listrik  mengalami  kelainan  atau  unjuk  kerja rendah  pada  saat  menjalankan  fungsinya  dengan  tujuan  untuk mengembalikan  pada  kondisi  semula  disertai  perbaikan  dan penyempurnaan  instalasi.  Pemeliharaan  ini  disebut  juga  Currative Maintenance,  yang  berupa  Trouble  Shooting  atau  penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana.
4.      Breakdown Maintenance Adalah  pemeliharaan  yang  dilaksanakan  setelah  terjadi  kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Reviewed by -Kikik Efendi* World on 10/14/2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.